Selasa, 09 April 2013

Kesesatan Berpikir!!!

Kesalahan dalam proses berpikir ilmiah
               Istilah teknis kesalahan adalah sofisme. Yang dimaksud dengan kesalahan adalah pemikiran yang menyesatkan. Menyesatkan karena nampaknya benar, tetapi sebenarnya tidak. Tetapi pengertian kesalahan juga dapat diterapkan pada setiap aksi akal budi yang tidak sah karena sebenarnya kesalahan itu disebabkan tidak mematuhi hukum-hukum atau aturan-aturan pemikiran. Kesalahan dalam berpikir (sesat pikir) ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata-kata yang secara sengaja atau tidak, telah menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan tidak tepat. Sedangkan menurut Sumaryono, sesat pikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Kesesatan penalaran dapat terjadi pada siapa saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk penarikan kesimpulan yang salah karena tidak dari premis-premis yang menjadi acuannya.
Kesalahan berpikir dapat terjadi dalam berbagai hal, antara lain sebagai berikut.
1. Definisi
          Dalam membuat definisi yang tidak memperjelas (kata-katanya sulit, abstrak, negatif, dan mengulang). Misalnya, hukum waris adalah hukum untuk mengatur warisan. Definisi ini salah karena mengulang apa yang didefinisikan.
2. Penggolongan
a. Dasar penggolongan tidak jelas.
b. Tidak konsisten.
c. Tidak lengkap karena tidak bisa menampung seluruh fenomena yang ada.
3. Perlawanan
Kontraris, dikira hukumnya: jika salah satu proposisi salah maka yang lain tentu benar. Misalnya: jika semua karyawan korupsi dinilai salah berarti semua karyawan tidak korupsi pasti benar. Dalam contoh ini karena termasuk kontraris maka pernyataan semua karyawan tidak korupsi seharusnya bisa benar atau bisa salah.
4. Dalam mengolah proposisi majemuk
Menyamakan antara proposisi hipotesis kondisional dan proposisi hipotesis bikondisional. Misalnya, jika mencuri maka dihukum, berarti jika dihukum bisa karena mencuri atau yang lainnya.
Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Dalam Berpikir
           Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan berfikir dan itu sering tidak disadari orang, baik orang yang berfikir sendiri, maupun orang yang mengikuti buah pikiran itu. Ini pun dalam logika dirumuskan dan diberi nama. Sebelum kamu memajukan hal-hal yang betul-betul merupakan kesalahan berfikir, kami sebut dulu dua hal yang sebetulnya bukan kesalahan, tetapi sering membingungkan dan disalahgunakan, untuk membawa orang lain ke konklusi yang salah.
           Di dalam logika deduktif, kita dengan mudah memperoleh kesesatan karena adanya kata-kata yang disebut homonim, yaitu kata yang memiliki banyak arti yang dalam logika biasanya disebut kesalahan semantik atau bahasa. Kesalahan semantik itu dapat pula disebut ambiguitas. Adapun untuk menghindari ambiguitas dapat dengan berbagai cara, misalnya menunjukkan langsung adanya kesesatan semantik dengan mengemukakan konotasi sejati. Memilih kata-kata yang hanya arti tunggal, menggunakan wilayah pengertian yang tepat, apakah universal atau partikular. Dapat juga dengan konotasi subyektif yang berlaku khusus atau obyektif yang bersifat komprehensif.
               Kesesatan di dalam logika induktif dapat dikemukakan seperti prasangka pribadi, pengamatan yang tidak lengkap atau kurang teliti, kesalahan klasifikasi atau penggolongan karena penggolongannya tidak lengkap atau tumpang tindih maupun masih campur aduk. Kesesatan juga bisa terjadi pada hipotesis karena suatu hipotesis bersifat meragukan yang bertentangan dengan fakta. kemudian yang berkaitan dengan sebab adalah antiseden yang tidak cukup, dan analisis yang perbedaannya tidak cukup meyakinkan. Tidak cukupnya perbedaan itu menjadikannya suatu kecenderungan homogen, masih pula terdapat kebersamaan yang sifatnya kebetulan. Kesalahan juga terjadi karena generalisasi yang tergesa-gesa, atau analogi yang keliru. Kesalahan juga terjadi karena suatu argumen ternyata memuat premis-premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari. Sebuah argumen yang premis-premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulannya merupakan argumen yang "salah" sekalipun semua premisnya itu mungkin benar.
KEKELIRUAN BERPIKIR DAN KREATIVITAS
1.Kekeliruan Formal karena :
a.menggunakan empat term dalam silogisme
b.kedua term penengah tidak mancakup
c.proses yang tidak benar
d.menyimpulkan dari dua premis negatif
e.mengakui akibat kemudian membenarkan pula sebabnya
f.menolak sebab dan menyimpulkan bahwa akibat tidak terlaksana
g.bentuk disyungtif yg mengingkari alternatif pertama kemudian mengakui alternatif lain
h.tidak runtutnya peryataan satu dengan yang diakui sebelumnya.
 
2.Kekeliruan Informal yang disebabkan oleh :
a.Membuat generalisasi yang terburu-buru
b.memaksakan praduga
c.mengundang permasalahan
d.menggunakan argumen yang berputar
e.berganti dasar
f.mendasarkan pada otoritas
g.mendasarkan diri pada kekuasaan
h.menyerang pribadi
i.kurang tahu permasalahan
j.pertanyaan yang rumit
k.alasan yang terlalu sederhana
l.menetapkan sifat yang bukan suatu keharusan
m.argumen yang tidak relevan
n.salah mengambil analogi
o.mengundang belas kasihan
 
3.Kekeliruan karena penggunaan bahasa yang disebabkan oleh
a.komposisi
b.kekeliruan dalam pembagian
c.kekeliruan karena tekanan
d.kekeliruan karena amfiboli (kalimat yang dapat ditafsirkan berbeda-beda)
e.kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa arti
         Permasalahan tersebut merupakan hal-hal yang biasa terjadi pada setiap orang sehingga orang tersebut dapat mengambil pemecahan masalah yang keliru dan jauh dari logika. Dengan demikian kesalahan-kesalahan berpikir tersebut merupakan kesalahan sistematika berpikir.  

0 komentar:

Posting Komentar